Sabtu, 21 September 2024

BERTEMU PARA PEMENANG

 

Manggarai Barat (4 Aguttus 2024). Pagi ini saya berangkat dari rumah sebelum adzan Subuh berkumandang. Selain agar tidak terlambat mendapatkan kereta yang telah dipesan, juga berniat untuk sarapan bareng beberapa rekan di Jogja.
Sesampainya di Stasiun Yogyakarta, langsung mendapatkan panggilan untuk segera menaiki kereta. Saya naik kereta Sancaka menuju Stasiun Gubeng Surabaya. Didalam gerbong penuh dengan turis dari Eropa, mungkin hanya saya dan satu rekan yang merupakan orang Indonesia.
Setibanya di Stasiun Gubeng Surabaya, saya bersegera untuk pesan taxi online menuju Bandar Udara Juanda. Tidak ada cukup waktu untuk sekedar melihat keramaian Kota Pahlawan ini. Selang dua jam harus proses boarding pesawat.
Saya terbang menuju Bandar Udara Komodo di Labuan Bajo, NTT menggunakan pesawat Super Air Jet. Ada sedikit keterlambatan sekitar 20 menit saat itu. Padahal saya sudah mendapatkan jadwal untuk mengisi seminar parenting di Masjid Nurul Fallah di Waemata, Labuan Bajo.
Karena sudah ditunggu peserta yang semuanya merupakan ibu-ibu, saya langsung berangkat membonceng motor panitia seminar. Kali ini saya urung melakukan seremoni ambil gambar di bandara yang biasanya saya lakukan, sangat terburu-buru.
Saya menginap di Hotel Matahari, persis di pinggir pelabuhan Labuan Bajo yang terkenal sangat indah itu. Hotel ini milik seorang kawan yang juga merupakan pengusaha wisata di Labuan Bajo. Bukan hanya dilarang bayar atas kamar yang saya tempati selama 3 malam, bahkan saya diantar kemana-mana oleh beliau.
Tujuan utama kedatangan ke NTT adalah untuk meresmikan bangunan madrasah Ibtidaiyah yang telah selesai direnovasi oleh Yayasan Senyum Anak Negeri. Yayasan yang berkedudukan di Yogyakarta ini memang fokus untuk membantu berlangsungnya pendidikan di daerah pelosok NTT. Kebetulan saya didaulat menjadi Ketua Dewan Pembina yayasan ini.
Perjalanan dari Labuan Bajo menuju Madrasah Ibtidaiyah Al Muhsinin Pandang memakan waktu setidaknya dua jam melewati jalan menanjak berliku. Jalan yang dilalui awalnya cukup baik hingga kemudian masuk jalan berbatu yang terlihat menguras konsentrasi sopir.
Sampailah saya dan beberapa rekan di MI Al Muhsinin. Kami disambut barisan pelajar dan para guru yang kemudian memberikan selempang tanda selamat datang. Didalam ruang kelas yang menjadi tempat pertemuan, kami diberi satu ekor ayam yang diterangkan maknanya memakai bahasa Manggarai. Maksudnya adalah tentang ketulusan persaudaraan, kata Ketua Adat yang menerjemahkan artinya.
Cukup kaget melihat bangunan sekolah ini. Jika pernah melihat film laskar pelangi, barangkali mirip semacam itu bahkan lebih memprihatinkan.
Kepala Madrasah menyampaikan jika tidak ada satupun siswa yang membayar untuk sekolah disini. Para guru juga hanya mendapatkan honor sebesar dua ratus ribu setiap bulannya. Jelas saya langsung mengernyitkan dahi dan berfikir keras bagaimana sekolah dapat bertahan.
Selama pertemuan berlangsung, hampir tidak ada keluhan yang disampaikan oleh guru ataupun orang tua siswa. Semua yang hadir menyampaikan terimakasih atas bantuan yang diberikan oleh Yayasan Senyum Anak Negeri. Padahal bantuan yang diberikan baru berupa plester dan cat tembok.
Begitupula para siswa. Saya mencoba masuk kedalam ruang kelas mereka yang jauh dari sekedar sederhana. Ruang dibagi dua menggunakan papan bekas dengan kursi guru yang patah disambung kayu. Namun para siswa ini nampak bahagia, tidak sedikitpun terlihat guratan kesedihan pada diri mereka.
Para guru, pengurus yayasan dan semua yang terlibat didalamnya adalah pemenang sebenarnya dalam kehidupan ini. Mereka yang tetap berbuat ditengah keterbatasan. Tidak cukup sekedar mengeluh lalu menyerah dan berhenti. Pemenang adalah mereka yang berani bertanggung jawab atas kondisi dirinya. Walaupun tidak mudah dan diterpa berbagai halangan. Namun mereka tetap bertahan dan mau melakoni peran terbaik di dunia. Berjuang untuk mengentaskan umat dari kebodohan, memenuhi perintah Tuhannya agar digolongan menjadi orang-orang yang beruntung sebagaimana disampaikan dalam QS Ali Imran ayat 104.

Tags :

bm

anantiyo

Pencari Inspirasi

Hikmah atau inspirasi adalah kekayaan yang menghidupkan akal, memperkuat insting kebijakan, dan mengkaryakan bakat .

  • anantiyo
  • M Anantiyo Widodo
  • anantiyo_widodo
  • anantiyo.widodo@gmail.com
  • Anantiyo Widodo

Posting Komentar