Merancang Pembelajaran Jarak Jauh Saat Pandemi Berlangsung
Oleh : Muhamad Anantiyo Widodo / Pendiri Sanggar Belajar Sregep Sinau
Sudah satu setengah
bulan siswa melaksanakan pembelajaran jarak jauh dikarenakan pandemi Covid 19. Bermacam
metode dilakukan oleh setiap sekolah untuk memberikan layanan pendidikan bagi
siswanya yang berada di rumah.
Berbagai kendala atas
pembelajaran jarak jauh pun bermunculan. Terbatasnya kuota internet hingga
signal dan fasilitas smartphone yang harus bergantian antara anak dan orangtua
menjadikan pembelajaran jarak jauh tidak semudah rencana yang telah disusun
oleh sekolah.
Merujuk pada surat
edaran Menteri Pendidikan, kegiatan pembelajaran di rumah seharusnya lebih fokus
pada peningkatan kemampuan kecakapan hidup (lifeskill) sesuai minat masing
masing siswa. Itupun harus disesuaikan dengan kondisi yang dialami oleh siswa
dan keluarganya. Sehingga diharapkan tidak ada beban berlebih yang dialami oleh
siswa atau orangtua yang mendampingi belajar.
Maka
para guru memang kemudian dituntut untuk memberikan materi penugasan yang
menarik juga variatif agar tidak menyebabkan kebosanan. Tugas membuat karya
menggunakan barang bekas atau tugas memasak merupakan contoh penugasan yang
bisa dilakukan. Syaratnya adalah bebas menggunakan bahan apapun yang tersedia
di rumah dan boleh dikerjakan bersama anggota keluarga lainnya.
Pembelajaran
di rumah sebetulnya momentum yang tepat untuk membangun kepedulian siswa
terhadap lingkungan sekitar. Maka tugas yang diberikan perlu diarahkan kepada
pembentukan karakter peduli lingkungan. Saat mereka diminta membuat karya dari
barang bekas, sebetulnya mereka sedang dilatih untuk bisa memanfaatkan setiap
barang yang nampak tidak berguna menjadi barang bernilai. Ketika siswa
diberikan tugas untuk wawancara dengan orangtua, adik, kakak atau anggota
keluarga lainnya, mereka sedang dilatih untuk dapat berkomunikasi dengan baik
kepada keluarganya sehingga hubungan yang terjalin lebih dekat dan harmonis.
Tujuan semacam ini perlu dipastikan tercapai pada program pembelajaran di
rumah.
Kemudian guru juga
diharapkan dapat menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran berbasis online.
Penerapan aplikasi tersebut tentunya perlu disesuaikan dengan kondisi umum
siswa. Aplikasi yang biasa digunakan oleh siswa dalam kesehariaanya seperti
Youtube, Facebook atau Whatsapp bisa disulap menjadi sarana untuk pembelajaran.
Apalagi kemungkinan sebagian besar siswa setiap hari menggunakannya. Aplikasi
ini bisa dipadukan dengan google form, google clas room atau aplikasi lain yang
tersedia.
Whatsapp barangkali
menjadi aplikasi yang akan paling sering digunakan karena sudah menjadi sarana
keseharian untuk berkomunikasi, termasuk komunikasi antara guru dengan siswa
atau guru dengan orangtua siswa. Dalam memanfaatkan Whatsapp perlu disepakati
waktu antara guru dengan siswa (orangtua). Kesepakatan itu meliputi jam
pemberian tugas, tenggat waktu penugasan hingga konsultasi pembelajaran.
Fleksibilitas pengumpulan tugas harus diatur sesuai kondisi masing-masing
siswa.
Permasalahan yang
muncul seperti terbatasnya kuota internet atau penggunaan smartphone bergantian
perlu disikapi secara bijak. Barangkali perlu dibuatkan kesepakatan khusus
tentang batas waktu menyesuaikan dengan permasalahan yang muncul. Batas waktu
ini bisa dibuat secara umum atau khusus dengan siswa tertentu. Pentingnya
kesepakatan pemberian batas waktu adalah agar kedisiplinan dan tanggungjawab
siswa tetap terjaga.
Setiap kelas hendaknya
memang punya informasi yang jelas mengenai kemampuan masing-masing siswa untuk
menggunakan sarana internet dalam pembelajaran. Sehingga model yang dipakai
sesuai dengan kondisi umum yang terjadi di kelasnya. Misalnya jika ternyata
diketahui mayoritas siswa setiap hari memakai Facebook alangkah baiknya jika
dibuatkan grup Facebook beranggotakan seluruh siswa. Sehingga aktifitas online
yang dilakukan tidak terasa memberatkan karena sudah terbiasa. Demikian pula
untuk penggunaan Youtube. Apalagi beberapa penyedia layanan selluler memberikan
kuota unlimited khusus aplikasi tertentu. Hal ini tentunya juga akan lebih
meringankan orangtua siswa.
Lalu bagaimana dengan
siswa yang sama sekali tidak sanggup mengikuti pembelajaran online, misalnya
karena faktor ekonomi. Siswa dengan kondisi ini perlu dibuatkan daftar tugas
yang harus dikerjakan dalam batas periode tertentu. Tentunya tugas yang
diberikan tidak boleh memberatkan dan bisa dilaksanakan oleh siswa bersangkutan.
Kesepakatan dengan orangtua mutlak harus dilakukan.
Tags : Pendidikan
anantiyo
Pencari Inspirasi
Hikmah atau inspirasi adalah kekayaan yang menghidupkan akal, memperkuat insting kebijakan, dan mengkaryakan bakat .
- anantiyo
- M Anantiyo Widodo
- anantiyo_widodo
- anantiyo.widodo@gmail.com
- Anantiyo Widodo
Posting Komentar